Tuesday 16 August 2011

selalu mencoba..

Hari Minggu tanggal 14 Agustus, tiba-tiba saya teringat sebatang tanaman Indigofera sp yang saya tanam di kebun depam rumah. Bulan Februari yang lalu saya mendapatkan bibitnya, kenang-kenangan dari Reene sahabat saya pencinta warna alam yang pada saat itu pulang ke negaranya Amerika setelah beberapa tahun tinggal di Indonesia. Kami dipertemukan karena sama-sama mencintai warna alam.

Sudah dari lima bulan bibit tersebut tumbuh menjadi tanaman dewasa yang siap diolah. Ternyata banyak sekali serangga yang menempel di batangnya..dan sudah banyak sekali biji. Sebagian biji saya ambil untuk benih nantinya dan sebagian daun dan ranting saya potong karena ada hasrat yang amat kuat untuk mencoba membuat pasta indigo. Keinginan membuat pasta sendiri begitu kuat setelah mendengar cerita ibu separuh baya pengrajin batik dari Lasem. Beliau menceritakan proses pembuatan indigo dengan gamblang. Beliau bisa mengapa saya tidak...

Akhirnya saya beranikan untuk mencoba membuat ...walau hanya dengan seikat daun dan ranting indigo...

2 comments:

Anonymous said...

Wah,, saya baru tau kalo pewarna batik bisa pakai bahan2 alami
Tapi saya masih belum mengerti bagaimana proses pengolahan bahan- seperti batang, kulit atau biji itu digunakan sebagai pewarna..
apa pakai penyulingan mbak?
tolong dijawab ya mbak
kirim ke email shim_eunkyung@yahoo.co.uk

Maaf mbak merepotkan

wening said...

Halo mba, sy wening d bandung,, mau tanya klo indigofera bisa di tanam batang nya? sy ingin sekali punya tanamannya, boleh minta bibit nya?