Monday 28 November 2011

Mencoba lagi..

Beberapa bulan yang lalu saya mendapatkan benih Indigofera dadi Iful Ambarawa, tetapi saya belum jelas betul species nya, karena belum berbunga..kemungkinan besar Indigofera tinctoria. Saya tanam bibtnya dihalaman samping rumah, waktu baru umur dua bula tertimpa pohon pisang karean ada angin kencang. Alhamdulillah tidak rusak berat. Seminggu yang lalu, saya panen beberapa batang yang sudah siap panen, lalu direndam didalam kulai. Saya berharap walau sedikit dapat memberikan hasil yang menakjubkan. Setelah satu malam , kuali saya buka, ternyata sudah mulai timbul langit-langit biru diatas permukaan air, tapi sayang tidak semua daun tecelup kedala air. Akhirnya saya rendam semalam lagi, dibantu tumpukan batu supaya daun terendam semua. Sehari kemudian saya buka kembali kuali, dan hasilnya lebih bagus dari sebelumnya. Secarik kain sutra saya siapkan untuk uju coba. Ternyata hasil tidak memuaskan....hasil warna hanya hijau tipis..walau sudah beberapa kali saya celupkan. Akhirnya saya coba tambahkan kapur untuk menaikkan ph...Beberapa saat kemudian saya coba lagi secarik sutra saya celupkan ..ternyata hasil lebih bagus...beberapa kali pencelupan timbul warna biru terang. Alhamdulillah...Proses apa yang masih tertinggal...??? saya mesti cari tahu...saya tidak boleh menyerah.

Friday 14 October 2011

Hasil karya anak-anak...

Motif kontemporer ini diciptakan oleh Nurakhman Andika Dwityosunu anak kedua kami yang sedang menuntut ilmu di Jurusan Seni Murni Seni Rupa ITB. Unik motifnya...banyak tamu kami yang menyukai motif ini dan selalu menanyakannya apa makna motif tersebut. Saya selalu jawab...dari sudut pandang mana anda melihat, itulah makna sebenarnya. Anak pertama kami Arundana Pratamasunu alumnus Tehnik Penerbangan ITB, yang mempunyai hobi surffing dan photografi akan dengan senang hati memotret batik-batik yang kami hasilkan, Kolaborasi yang menarik diantara kami....

Tuesday 11 October 2011

Bluesville....


Amat menyenangkan melihat anak-anak muda usia tertarik dengan produk ecofriendly, casualwear yang diperuntukkan untuk kalangan muda. Direz, Ozy, Congky dan Fikar,hampir setiap akhir pekan meramaikan halaman belakang rumah kami yang dijadikan tempat mencelup/ mewarnai. Banyak ide-ide baru dan masukan dari mereka yang menambah khasanah kami tentang pewarna alam. Mereka banyak membaca buku-buku tentang natural dyes dari luar maupun sharing dengan beberapa dedengkot "pemain warna alam" dari luar. Terima kasih anak-anak...semoga usaha kalian memanfaatkan pewarna dari kekayaan biodiversity Indonesia dalam meramaikan ecofesyen semakin berkibar...

Bluesville casualwear feat Kanawida shawl



Basic blouse+ shawl bio batik




Monday 12 September 2011

Sharing....


Ada pengalaman menarik hari ini..

Pengetahuan dan pengalaman saya bermain dengan batik dan pewarna alam selama lima tahun ini banyak memberikan nilai-nilai spiritual dan bathiniah saya pribadi. Pada hari ini penngalaman tersebut bertambah dengan kehadiran seorang kawan baru yang amat santun, yang baru saya kenal pada saat dia datang kerumah. Kawan baru ..datang karena sanga tertarik dengan batik warna alam kami disebuah pameran...yang menurutnya ada nuansa lain di produk kami. Beliau sangat ingin untuk bapat membuatnya sendiri, karena hasrat yang sangat kuatnya di bidang seni melukis. Saya bercerita banyak tentang proses pembuatan batik dan pewarnaan yang memerlukan kesabaran yang tinggi baik dari sisi moril maupun materiil....Saya katakan juga..bahwa semua datang dari yang di Atas. Oleh karenanya saya berpesan kepada beliau..kita bisa berusaha..tetaplah yang di Atas yang menentukan. Semoga apa yang beliau mimpikan akan mendapatkan jalan yang mudah..

blouse dan kain sarung berbahan baku tenun serat ramie

Tuesday 16 August 2011



selalu mencoba..

Hari Minggu tanggal 14 Agustus, tiba-tiba saya teringat sebatang tanaman Indigofera sp yang saya tanam di kebun depam rumah. Bulan Februari yang lalu saya mendapatkan bibitnya, kenang-kenangan dari Reene sahabat saya pencinta warna alam yang pada saat itu pulang ke negaranya Amerika setelah beberapa tahun tinggal di Indonesia. Kami dipertemukan karena sama-sama mencintai warna alam.

Sudah dari lima bulan bibit tersebut tumbuh menjadi tanaman dewasa yang siap diolah. Ternyata banyak sekali serangga yang menempel di batangnya..dan sudah banyak sekali biji. Sebagian biji saya ambil untuk benih nantinya dan sebagian daun dan ranting saya potong karena ada hasrat yang amat kuat untuk mencoba membuat pasta indigo. Keinginan membuat pasta sendiri begitu kuat setelah mendengar cerita ibu separuh baya pengrajin batik dari Lasem. Beliau menceritakan proses pembuatan indigo dengan gamblang. Beliau bisa mengapa saya tidak...

Akhirnya saya beranikan untuk mencoba membuat ...walau hanya dengan seikat daun dan ranting indigo...

selalu mencoba..

Thursday 11 August 2011